Breaking News
- Hardiknas 2025: Mendikdasmen Serukan Partisipasi Semesta untuk Pendidikan Nasional
- Sapa Murid di Bogor, Mendikdasmen Budayakan Jaga Lingkungan dan Hormati Guru
- Revitalisasi Sekolah, Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah Perbaikan Mutu Sarpras
- Hardiknas, Mendikdasmen Dampingi Presiden Resmikan Program Hasil Terbaik Cepat di SDN 5 Cimahpar
- Terima Rekomendasi Konsolnas, Mendikdasmen Apresiasi Dedikasi dan Masukan Peserta
- Naskah Pidato dan Doa Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025
- Mendikdasmen Paparkan Program Prioritas di Konsolnas Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2025
- Konsolidasi Nasional, Menko PMK Ajak Daerah Prioritaskan Pendidikan
- Robot Ondel Ondel Karya Siswa SMK Dipamerkan di Konsolidasi Nasional
- Konsolnas Dikdasmen 2025, Wadah Pemangku Kepentingan Perkuat Komitmen Kolektif Bangun Pendidikan
Internet dan Judi Online: Ancaman Serius di Era Digital
Keterangan Gambar : Internet dan Judi Online: Ancaman Serius di Era Digital
Jakarta, Kemendikdasmen - Internet telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, mempermudah aktivitas seperti pendidikan, komunikasi, hingga hiburan. Namun, di balik manfaatnya, ancaman seperti judi online semakin mengkhawatirkan. Menurut data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) 2024, sekitar 4 juta pengguna internet di Indonesia terlibat judi online, termasuk anak-anak. Bahkan, 80.000 anak di bawah usia 10 tahun menjadi bagian dari angka tersebut.
Ketergantungan pada judi online membawa dampak serius, mulai dari kerugian finansial, isolasi sosial, hingga gangguan kesehatan mental. Bagi anak-anak, ancaman ini merusak masa depan dan membentuk pola pikir negatif. Oleh karena itu, literasi digital dan pengawasan orang tua sangat penting, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) meluncurkan film pendek "Kemenangan Sejati". Film ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang bahaya judi online dan menjadi bagian dari kampanye Bulan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Peluncuran film ini juga mendapat respons positif dari berbagai pihak. Nayara, seorang siswi kelas XI SMA Negeri 6 Jakarta, mengungkapkan, “Menurut aku, film ini benar-benar menginspirasi. Kayak sebagai pengingat bahwa judi online ini bisa merusak sendi-sendi ekonomi, sosial, dan kehidupan kita. Tadi juga ada pembicara keren yang bikin tambah seru.”
Darel, teman sekelas Nayara, menambahkan, “Filmnya gacor banget! Kita enggak cuma nonton, tapi juga dapat edukasi yang penting banget tentang bahaya judi online. Pengalaman penyintas seperti Kak Bayu juga sangat menginspirasi.”
Sementara itu, Erma Wahdah, seorang guru BK di SMK Muhammadiyah 2 Jakarta, menilai acara ini memberikan wawasan baru tentang pendekatan kepada siswa. “Saya jadi paham pentingnya kolaborasi dengan orang tua. Selain itu, pendekatan psikologis kepada siswa yang mungkin terjerumus sangat penting agar mereka merasa didukung, bukan dihakimi,” ujarnya.
Guru SMA Muhammadiyah 12 juga memberikan pandangan serupa, menyoroti peran besar pemerintah dalam memberantas iklan judi online yang kian marak. “Pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk memutus rantai iklan-iklan ini. Jika tidak, ancaman terhadap generasi muda akan terus meningkat,” tegasnya.
Film "Kemenangan Sejati" menunjukkan bahwa langkah edukasi berbasis visual memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan metode ceramah tradisional. Seperti yang disampaikan oleh Rizal Maula, koordinator Komunitas Penggerak Pelajar Mahasiswa, film ini memperlihatkan bagaimana judi online dapat mengarah pada dampak-dampak negatif seperti pencurian, konflik keluarga, hingga gangguan psikologis. Ia menekankan pentingnya menyebarkan informasi ini agar generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh kesenangan sesaat yang merusak.*** (Penulis: Afifah, Editor: Denty A.)
Ketergantungan pada judi online membawa dampak serius, mulai dari kerugian finansial, isolasi sosial, hingga gangguan kesehatan mental. Bagi anak-anak, ancaman ini merusak masa depan dan membentuk pola pikir negatif. Oleh karena itu, literasi digital dan pengawasan orang tua sangat penting, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) meluncurkan film pendek "Kemenangan Sejati". Film ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang bahaya judi online dan menjadi bagian dari kampanye Bulan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Peluncuran film ini juga mendapat respons positif dari berbagai pihak. Nayara, seorang siswi kelas XI SMA Negeri 6 Jakarta, mengungkapkan, “Menurut aku, film ini benar-benar menginspirasi. Kayak sebagai pengingat bahwa judi online ini bisa merusak sendi-sendi ekonomi, sosial, dan kehidupan kita. Tadi juga ada pembicara keren yang bikin tambah seru.”
Darel, teman sekelas Nayara, menambahkan, “Filmnya gacor banget! Kita enggak cuma nonton, tapi juga dapat edukasi yang penting banget tentang bahaya judi online. Pengalaman penyintas seperti Kak Bayu juga sangat menginspirasi.”
Sementara itu, Erma Wahdah, seorang guru BK di SMK Muhammadiyah 2 Jakarta, menilai acara ini memberikan wawasan baru tentang pendekatan kepada siswa. “Saya jadi paham pentingnya kolaborasi dengan orang tua. Selain itu, pendekatan psikologis kepada siswa yang mungkin terjerumus sangat penting agar mereka merasa didukung, bukan dihakimi,” ujarnya.
Guru SMA Muhammadiyah 12 juga memberikan pandangan serupa, menyoroti peran besar pemerintah dalam memberantas iklan judi online yang kian marak. “Pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk memutus rantai iklan-iklan ini. Jika tidak, ancaman terhadap generasi muda akan terus meningkat,” tegasnya.
Film "Kemenangan Sejati" menunjukkan bahwa langkah edukasi berbasis visual memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan metode ceramah tradisional. Seperti yang disampaikan oleh Rizal Maula, koordinator Komunitas Penggerak Pelajar Mahasiswa, film ini memperlihatkan bagaimana judi online dapat mengarah pada dampak-dampak negatif seperti pencurian, konflik keluarga, hingga gangguan psikologis. Ia menekankan pentingnya menyebarkan informasi ini agar generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh kesenangan sesaat yang merusak.*** (Penulis: Afifah, Editor: Denty A.)
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id/

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments